Warung Kelontong dan Keberjalanannya Hingga Kini
Warung merupakan sebuah entitas bisnis yang sudah ada sejak lama dan sangat dekat dengan masyarakat Indonesia. Letaknya yang berada di lingkungan tempat tinggal, membuat warung menjadi salah satu sarana pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Mulai dari kebutuhan pokok hingga makanan siap santap.
Tapi, sejak kapan sih, warung ada dan bagaimana eksistensinya hingga saat ini? Terlebih sekarang zaman sudah berubah, bisa nggak sih, warung bersaing dengan jenis-jenis bisnis lainnya?
Yuk, simak sejarah warung dan keberjalanannya hingga saat ini!
Definisi dan sejarah singkat warung
Mengutip Wikipedia Bahasa Inggris, warung merupakan bisnis berskala kecil yang menyediakan barang-barang kebutuhan harian. Barang yang disediakan di warung biasanya bervariasi tergantung pemiliknya ingin menjual apa. Variasi produk inilah yang biasanya mengikuti penyebutan jenis-jenis warung.
Jenis warung yang paling banyak saat ini adalah warung sembako dan warung kelontong. Apa sih, perbedaan kedua jenis warung ini? Warung sembako, seperti namanya, cenderung menyediakan sembilan bahan pokok, misalnya beras, minyak goreng, gula, telur, susu dan lain sebagainya. Sedangkan warung kelontong, sesuai namanya juga menyediakan barang kebutuhan harian di luar sembilan bahan pokok, seperti sabun, sikat gigi, dan lain sebagainya.
Kata “warung” sendiri lebih sering digunakan untuk menyebut bisnis kecil, sedangkan untuk skala bisnis yang lebih besar biasanya menggunakan sebutan “toko”. Hal ini juga dipengaruhi oleh jenis bangunan yang digunakan.
Warung cenderung menggunakan bangunan yang sederhana, misalnya tenda atau gerobak dengan penutup. Ada juga warung yang bangunannya menggunakan tembok atau bilah anyaman bambu, tapi ukuran bangunannya cenderung kecil dan mudah dibongkar jika sewaktu-waktu diharuskan untuk pindah. Tak jarang, untuk efisiensi tempat, warung memanfaatkan sebagian ruang dalam rumah.
Warung mulai banyak ditemukan pada abad 19, terlebih pada era pasca kolonialisme. Pada era ini, masyarakat sudah mulai memiliki kebebasan untuk melakukan praktik ekonomi, seperti berdagang.
Nah seperti apa sih, model kepemilikan warung?
Model Kepemilikan Warung
Sama seperti jenis bisnis lain, warung juga punya model kepemilikan. Model kepemilikan yang paling populer adalah kepemilikan pribadi. Namun demikian, banyak jenis model kepemilikan lain yang digunakan.
Warung Pintar mengadakan riset seputar model kepemilikan warung. Hasilnya, kebanyakan model kepemilikan warung yang ada cenderung masih tradisional.
Berikut jenis-jenis model kepemilikan warung:
Kepemilikan pribadi
Model kepemilikan ini merupakan model yang paling banyak ditemukan. Biasanya kepemilikannya tidak melibatkan pihak lain di luar keluarga inti. Warung dengan model kepemilikan ini, biasanya memiliki bangunan yang dekat dengan rumah atau malah menyatu dengan rumah.
Sewa/Kontrak
Model kepemilikan satu ini, biasanya dipraktikkan oleh mereka yang memiliki modal besar. Biasanya mereka akan membuka warung terlebih dahulu, lalu menyewakannya kepada orang lain dengan fee bulanan atau tahunan sesuai kesepakatan dua belah pihak. Praktik menyewakan warung tidak hanya dilakukan oleh individu dengan modal besar saja, tapi juga oleh paguyuban pedagang atau organisasi pebisnis warung.
Tukar-Guling Warung
Model kepemilikan ini bisa dikatakan merupakan istilah yang sering digunakan oleh pewarung yang menjual warungnya dengan alasan pulang kampung. Hal ini lazim terjadi di daerah perantauan seperti Jakarta, karena biasanya pemilik warung di ibukota didominasi oleh mereka yang merantau dari daerah, seperti Kuningan, Madura atau bahkan Medan.
Aplusan
Kata aplusan dalam KBBI diartikan sebagai mengganti atau menggilir orang yang bertugas. Dalam konteks warung, sistem aplusan ini bisa diartikan pengelolaan warung secara bergilir. Sistem aplusan ada dua, yaitu:
- Kepemilikan beberapa warung oleh satu orang dengan sistem pengelolaan warung bergilir dengan anggota keluarga.
- Kepemilikan 1 warung secara bersama oleh 2 orang atau lebih, dengan sistem pengelolaan warung bergilir antar pemilik satu dengan yang lain dalam periode tertentu.
Kepegawaian
Seperti kepemilikan angkutan kota, kepemilikan warung juga menerapkan sistem kepegawaian. Biasanya model ini dilakukan oleh mereka yang memiliki bisnis warung dengan banyak cabang. Pengelolaan warungnya diserahkan pada pegawai tetap dengan sistem pelaporan berkala kepada pemilik utama.
Mungkin banyak yang bertanya-tanya ya, model kepemilikan warung, kok, hampir menyatu dengan model pengelolaan warung ya? Betul sekali.
Dalam bisnis warung, model kepemilikan dan pengelolaan ini memang tidak bisa dipisahkan. Mengingat, warung sendiri merupakan bisnis yang cenderung tradisional, yang keberjalanannya dilandasi oleh kepercayaan.
Nah, dengan praktik yang cenderung masih tradisional, bagaimana sih kondisi bisnis warung saat ini?
Bisnis warung di tengah gempuran zaman
Pengelolaan warung yang masih tradisional, sedikit banyak menyebabkan terhambatnya perkembangan bisnis warung. Dilihat dari model kepemilikan dan sistem pengelolaan yang berubah-ubah, membuat warung sulit memiliki sistem monitoring yang berkelanjutan.
Masih banyak warung yang tidak memiliki pencatatan usaha yang baik, mulai dari alur keluar-masuk barang, omzet harian, sampai pengelolaan keuangan. Hal ini menyebabkan warung kesulitan untuk berkembang maksimal. Terlebih dengan adanya gerusan digitalisasi, perubahan tatanan masyarakat yang dinamis dan kebutuhan masyarakat yang semakin bervariasi.
Hal ini semakin diperparah dengan sistem kulakan yang rumit dan rantai pasok yang berlapis. Warung jadi semakin kesulitan bersaing dengan minimarket, supermarket, atau bahkan online ecommerce.
Tapi, potensi warung yang besar dan merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia, berhasil mencuri perhatian beberapa perusahaan teknologi untuk meningkatkan value warung sebagai bisnis yang menjanjikan. Salah satunya adalah Warung Pintar.
Dengan tujuan utama meningkatkan efisiensi rantai pasok, Warung Pintar memberikan solusi bagi para pemilik warung untuk berbelanja dengan mudah dari distributor tangan pertama. Perubahan ini tentunya dibarengi dengan edukasi seputar strategi pengembangan bisnis warung. Tujuannya agar warung juga bisa berkembang mengikuti arus modernisasi.
Kini, mulai banyak pewarung yang menerapkan strategi pemasaran yang efektif seperti berjualan di platform online hingga melakukan pesan antar. Hal ini mengindikasikan bahwa warung juga bisa mengikuti perubahan zaman.
Dengan pesatnya perkembangan zaman dan tantangan inovasi yang semakin tinggi, apa saja sih jenis barang atau layanan yang bisa disediakan oleh warung masa kini?
Jenis produk dan layanan yang bisa disediakan di warung
Perubahan tatanan dan kebiasaan masyarakat tentunya banyak mempengaruhi kebutuhan masyarakat. Terlebih di masa pandemi seperti sekarang yang mengharuskan kita beraktivitas dari dalam rumah.
Banyak kebutuhan-kebutuhan baru yang harus dipenuhi. Hal ini jadi salah satu peluang baru bagi warung dalam menyediakan variasi produk atau layanan. Berikut variasi produk dan layanan yang bisa disediakan di warung:
Sembako dan barang kelontong
Sembako dan barang kelontong sangat erat dengan kebutuhan manusia. Barang yang bisa disediakan yaitu bahan makanan pokok, produk perawatan tubuh, hingga printilan barang kecil seperti alat cukur hingga selotip.
Produk digital
Kebutuhan akan produk digital semakin meningkat selama pandemi, terlebih dengan adanya WFH atau Work From Home dan LFH atau Learning From Home, membuat produk seperti pulsa, token listrik, hingga layanan pembayaran digital untuk air, listrik hingga asuransi menjadi laris manis.
Tabung Gas
Gas merupakan salah satu kebutuhan dasar dalam rumah tangga. Tanpa gas, kompor di dapur tidak akan menyala. Oleh karena itu, gas bisa jadi salah satu produk yang banyak dicari masyarakat.
Air minum
Produk ini banyak dicari masyarakat terlebih di daerah kota besar yang cenderung memiliki air tanah yang buruk, sehingga tidak layak konsumsi. Air minum kemasan yang paling banyak dicari biasanya dalam ukuran galon.
Jenis-jenis produk jualan warung, bisa bervariasi menyesuaikan keadaan di masyarakat, seperti saat ini, tentunya kamu bisa menyediakan jenis barang yang paling banyak dicari saat pandemi.
Nah, itu dia pembahasan lengkap seputar warung. Dari pembahasan ini, adakah yang ingin memulai bisnis warung?
Semoga artikel ini bermanfaat ya!